Sabtu, 29 Januari 2011

CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH



Cairan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50% - 60% dari berat badan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.
Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu
1.Cairan intraseluler
Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh

2.Cairan ekstraseluler.
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total dari cairan tubuh ( Metheny, 1992 dari C.Taylor, C. Lillis dan P. LeMone, 1998). Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial. Cairan intravascular atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa.

Cairan Total Tubuh ( Total Body Water) atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan.

A. Elektrolit
Adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion negative disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitas secara kimia dari 1 mg dari hidrogen

Pengaturan Elektrolit
Sodium ( Natrium/ Na+)
Adalah elektrolit paling banyak terdapat pada cairan ekstraseluler.
Natrium berfungsi mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan ekstraseluler, mempengaruhi volume cairan intraseluler, sebagai hantaran impuls saraf dan kontraksi otot, sebagai dasar elektrolit pada pompa Natrium – Kalium.
Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar 135-145 mEq/ L (mmol/L)

Potassium ( Kalium )
Adalah kation yang paling banyak pada intraseluler
Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intestinal, dan jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen. Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K dalam urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5 – 5 mEq/L

Calsium ( Kalsium )
Berfungsi untuk transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambat penyerapan Kalsium tulang. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein

Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan diekskresi oleh ginjal. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein

Chlorida (Klorida)
Merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intestinal, dan limpa. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95 – 105 mEq/L (mmol/L)

Bikarbonat
Bikarbonat merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh ginjal. Nilai normal sekitar 25 – 29 mEq/ L (mmol/L)

Fosfat
Ion fosfat merupakan anion dalam sel tubuh. Berfungsi sebagai keseimbangan asam basa. Penting pada pembelahan sel dan transmisi dari herediter. Fosfat diatur oleh PTH (Parathyroidhormon) dan diaktifkan oleh vitamin D. Nilai normal sekitar 2,5 – 4,5 mEq/L (mmol/L)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
a.Usia
b.Suhu lingkungan
c.Diet
d.Stress
e.Sakit

C. Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan melalui tiga proses:
§ Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan
 Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air
§ melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik
 Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung
§

INGAT: Cairan seimbang (balance) yaitu antara intake dan output pada orang dewasa sekitar 1500 – 3500 mL dalam 24 jam

D. Sumber Cairan
Tubuh mendapatkan cairan dari beberapa sumber:
Cairan Ingestif
§
Cairan dalam makanan
§
Caiaran dari oksidasi metabolik
§

E. Pengeluaran Cairan
Cairan tubuh hilang melalui ginjal dalam bentuk urin, saluran intestinal dalam bentuk feses, dan melalui keringat. Insensible Water Loss (IWL) adalah kehilangan cairan yang tidak dapat di persepsikan, sekitar 15-20 ml/24 jam
Pengeluaran cairan melalui organ-organ:
1.Ginjal:
•Pengatur keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari
•Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam
•Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari
•Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
2.Kulit:
•Diatur oleh saraf simpatis
•Rangsangan kelenjar dapat dihasilkan dari aktivitas otot, suhu lingkungan dan demam
3.Paru-paru:
•Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
•Cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam
4.Gastrointestinal:
•Pada kondisi normal cairan yang hilang sekitar 100-200/ hari
•IWL sekitar 10-15 cc/kg BB/24 jam dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius

F. Masalah Keseimbangan Cairan
i.Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
ii.Hopervolemi
Adalah penambahan/ kelebihan cairan volume cairan ekstraseluler

NILAI NORMAL LAB.PATOLOGI KLINIK

PRIA

Hematologi
Jenis Spesimen : Darah
Darah Lengkap

Eritrosit : 4.5 – 5.9 (4.5 – 5.5) (juta/ul)
Haemoglobin (Hb) : 13.5 – 17.5 (14 – 16) (g/dl)
Hematokrit (Ht) : 41.0 – 53.0 (40 – 55) (%)
Trombo sit : 150.000 – 450.000 (150.000 – 400.000) (/ul)
Leukosit : 4.000 – 11.000 (5.000 – 10.000) (/ul)
Laju Endap Darah (LED) : 0 – 10 (mm/jam)

Diff count / Hitung Jenis Leukosit
Basofil : 0 – 1 (%)
Eosinofil : 1 – 3 (%)
Batang : 2 – 6 (%)
Segmen : 50 – 70 (%)
Limfosit : 20 – 40 (%)
Monosit : 2 – 8 (%)


Urinalisa
Jenis Spesimen : urine midstream / porsi tengah
Urine Lengkap

Warna : kuning
Kejernihan : jernih
Glukosa : negatif
Bilirubin : negatif
Keton : negatif
Berat jenis : 1.005 – 1.030 (1.003 – 1.030)
Darah samar : negatif
pH : 4.5 – 8.0 (5 – 8)
Protein : negatif
Urobilinogen : 0.1 – 1.0 (EU/dl)
Nitrit : negatif
Esterase leukosit : negatif

Sedimen
Leukosit : 0 – 5 (0 – 3) (/LPB)
Eritrosit : 0 – 1 (/LPB)
Silinder : negatif (/LPK)
Epitel : +1
Kristal : negatif
Lain-lain : negatif


Kimia Darah
Glukosa N : 80 – 100 (mg/dl)
Glukosa PP : 100 - 120 (mg/dl)
Glukosa S : < 150 (mg/dl)

Kolesterol total : < 200 (mg/dl)
Trigliserida : < 150 (mg/dl)
HDL – Kolesterol : > 55 (mg/dl)
LDL – kolesterol : < 150 (mg/dl)

Ureum : 15 – 40 (mg/dl)
Kreatinin : 0.5 – 1.5 (mg/dl)
Asam urat : 3.4 – 7.0 (mg/dl)

Bilirubin total : 0.2 – 1 (mg %)
Bilirubin direk : 0 – 0.2 (mg %)
Bilirubin indirek : 0.2 – 0.8 (mg %)

SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
Alkali Fosfatase : 45 – 190 (iu/l)
Gamma GT : 6 – 28 (mu/ml)

Protein total : 6.1 – 8.2 (gr %)
Albumin : 3.8 – 5.0 (gr %)
Globulin : 2.3 – 3.2 (gr %)


Imunologi dan Serologi
Widal
Salmonella typhy
Salmonella paratyphy A
Salmonella paratyphy B
Salmonella paratyphy C

VDRL : negatif
HbSAg
Anti Hbs
RF : < 8 (lu/dl)
CRP : < 0.8 (Mg/dl)
ASTO : < 200 (lu/dl)


WANITA

Hematologi
Jenis Spesimen : darah
Darah Lengkap

Eritrosit : 4 – 5 (juta/ul)
Haemoglobin (Hb) : 12 – 14 (g/dl)
Hematokrit (Ht) : 36 – 47 (%)
Trombosit : 150.000 – 400.000(/ul)
Leukosit : 5.000 – 10.000(/ul)
Laju Endap Darah (LED) : < 15 (mm/jam)

Diff count / Hitung Jenis Leukosit
Basofil : 0 – 1 (%)
Eosinofil : 1 – 3 (%)
Batang : 2 – 6 (%)
Segmen : 50 – 70 (%)
Limfosit : 20 – 40 (%)
Monosit : 2 – 8 (%)


Urinalisa
Jenis Spesimen : urine midstream / porsi tengah
Urine Lengkap

Warna : kuning
Kejernihan : jernih
Glukosa : negatif
Bilirubin : negatif
Keton : negatif
Berat jenis : 1.003 – 1.030
Darah samar : negatif
pH : 5 – 8
Protein : negatif
Urobilinogen : 0.1 – 1.0 (EU/dl)
Nitrit : negatif
Esterase leukosit : negatif

Sedimen
Leukosit : 0 – 3 (/LPB)
Eritrosit : 0 – 1 (/LPB)
Silinder : negatif (/LPK)
Epitel : +1
Kristal : negatif
Lain-lain : negatif


Kimia Darah
Glukosa N : 80 – 100 (mg/dl)
Glukosa PP : 100 - 120 (mg/dl)
Glukosa S : < 150 (mg/dl)

Kolesterol total : < 200 (mg/dl)
Trigliserida : < 150 (mg/dl)
HDL – Kolesterol : > 65 (mg/dl)
LDL – kolesterol : < 150 (mg/dl)

Ureum : 15 – 40 (mg/dl)
Kreatinin : 0.5 – 1.5 (mg/dl)
Asam urat : 2.4 – 5.7 (mg/dl)

Bilirubin total : 0.2 – 1 (mg %)
Bilirubin direk : 0 – 0.2 (mg %)
Bilirubin indirek : 0.2 – 0.8 (mg %)

SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
Alkali Fosfatase : 45 – 190 (iu/l)
Gamma GT : 4 – 18 (mu/ml)

Protein total : 6.1 – 8.2 (gr %)
Albumin : 3.8 – 5.0 (gr %)
Globulin : 2.3 – 3.2 (gr %)


Imunologi dan Serologi
Widal
Salmonella typhy
Salmonella paratyphy A
Salmonella paratyphy B
Salmonella paratyphy C

VDRL : negatif
HbSAg
Anti Hbs
RF : < 8 (lu/dl)
CRP : < 0.8 (Mg/dl)
ASTO : < 200 (lu/dl)